Gangguan tidur seperti night terror dapat sangat mengganggu kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Night terror atau teror malam adalah kondisi yang menyebabkan seseorang terbangun dengan perasaan cemas dan ketakutan ekstrem, meskipun sebenarnya mereka tidak sedang bermimpi. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai penyebab, gejala, serta cara mengatasi gangguan tidur night terror.
Night terror seringkali terjadi pada anak-anak, namun orang dewasa juga dapat mengalaminya. Kondisi ini terjadi pada tahap tidur yang lebih dalam, yaitu pada fase tidur non-REM (Rapid Eye Movement). Penyebab pastinya tidak selalu diketahui, namun ada beberapa faktor yang dapat memicunya.
Salah satu penyebab paling umum dari night terror adalah stres dan kecemasan yang berlebihan. Tekanan dari pekerjaan, kehidupan pribadi, atau masalah keuangan dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan tidur ini. Stres yang menumpuk selama sehari-hari dapat memengaruhi kualitas tidur, menyebabkan ketegangan otot, serta teror malam yang menyakitkan.
Gangguan tidur lainnya seperti sleep apnea atau insomnia juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami night terror. Ketidakstabilan dalam pola tidur dapat mengganggu proses tidur yang sehat dan menyebabkan gangguan seperti night terror.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada kemungkinan faktor genetik yang mempengaruhi seseorang untuk mengalami night terror. Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan tidur ini, maka kemungkinan seseorang juga akan mengalaminya lebih tinggi.
Gejala night terror berbeda dari mimpi buruk biasa. Meskipun keduanya melibatkan perasaan takut yang hebat saat tidur, night terror seringkali lebih ekstrem dan lebih membingungkan. Berikut adalah beberapa gejala yang umumnya dialami penderita night terror:
Salah satu tanda paling umum dari night terror adalah teriakan atau tangisan yang keras selama tidur. Penderita biasanya terbangun dalam keadaan panik, dengan perasaan cemas atau ketakutan yang intens, namun mereka tidak sadar sepenuhnya akan keadaan mereka.
Penderita night terror seringkali menunjukkan gerakan fisik yang tidak terkendali, seperti melompat dari tempat tidur, berlari, atau bergerak dengan agresif. Ini terjadi karena mereka merasa terancam dalam mimpi atau pengalaman yang mereka alami.
Berbeda dengan mimpi buruk biasa yang dapat dihentikan dengan membangunkan seseorang, penderita night terror biasanya sulit untuk ditenangkan. Mereka sering kali tidak ingat kejadian tersebut setelah terbangun dan merasa bingung atau cemas setelahnya.
Walaupun night terror bisa sangat mengganggu, ada beberapa cara yang dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan episode tersebut. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi night terror:
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi kemungkinan night terror adalah dengan menerapkan rutinitas tidur yang teratur. Tidur yang cukup dan menjaga waktu tidur yang konsisten dapat membantu tubuh untuk memasuki siklus tidur yang sehat dan mengurangi stres yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
Stres adalah salah satu faktor pemicu night terror. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat. Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu meredakan ketegangan fisik dan mental yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
Jika night terror terus berlanjut atau semakin mengganggu kualitas hidup, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau seorang terapis tidur. Mereka dapat membantu mendiagnosis kondisi tersebut dengan lebih tepat dan memberikan terapi yang sesuai untuk mengatasinya, termasuk terapi perilaku kognitif atau penggunaan obat-obatan dalam beberapa kasus.
Night terror adalah gangguan tidur yang dapat mengganggu kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Meskipun tidak sepenuhnya dapat dihindari, ada berbagai cara untuk mengelola kondisi ini dengan meningkatkan rutinitas tidur, mengurangi stres, dan mencari bantuan medis jika diperlukan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang night terror, diharapkan penderita dapat lebih siap dalam menghadapinya dan memperoleh tidur yang lebih nyenyak.
Baca Juga: Pentingnya Edukasi Seksual pada Anak Usia Dini dan Caranya