
Asam urat merupakan salah satu jenis penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah. Tidak hanya pria, wanita terutama setelah masa menopause juga sangat rentan mengalami masalah ini. Penurunan hormon estrogen menjadi salah satu faktor utama mengapa risiko asam urat meningkat pada wanita.
Memahami ciri asam urat tinggi pada wanita sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Yuk, kita kenali bersama gejalanya serta cara penanganannya!
Asam urat tinggi pada wanita bisa muncul dengan gejala yang terkadang tidak terlalu kentara. Oleh karena itu, penting untuk mengenali beberapa tanda berikut ini:
Salah satu gejala awal dari asam urat tinggi adalah rasa sakit di sendi yang muncul secara tiba-tiba, lalu hilang setelah beberapa saat. Pada wanita, nyeri ini sering kali terasa lebih ringan dibandingkan pria dan terjadi di beberapa bagian tubuh seperti jempol kaki, pergelangan tangan, atau lutut.
Setelah serangan nyeri mereda, biasanya akan tetap ada rasa tidak nyaman di area sendi. Pada wanita, ketidaknyamanan ini bisa bertahan selama beberapa minggu dan sering menyerang beberapa sendi sekaligus, membuat aktivitas sehari-hari terganggu.
Gejala berikutnya adalah sendi yang bengkak, terasa hangat saat disentuh, dan terlihat kemerahan. Dalam beberapa kasus, wanita bahkan merasakan sensasi terbakar di area sendi yang terkena.
Wanita yang mengalami asam urat tinggi juga mungkin merasakan kekakuan sendi. Akibatnya, gerakan menjadi terbatas dan rasa nyeri bertambah saat mencoba menggerakkan sendi tersebut.
Jika asam urat tidak segera diobati, kristal asam urat bisa menumpuk dan membentuk benjolan keras di bawah kulit yang disebut tophi. Benjolan ini terasa nyeri dan seiring waktu bisa merusak jaringan di sekitar sendi.
Beberapa faktor berikut ini diketahui dapat meningkatkan risiko asam urat tinggi, khususnya pada wanita:
Selain menggunakan obat dari dokter, ada berbagai langkah yang bisa dilakukan wanita untuk mengurangi risiko kekambuhan dan memperbaiki kualitas hidup mereka:
Gunakan kompres dingin pada area sendi yang nyeri dan bengkak selama 15–20 menit beberapa kali sehari. Cara ini efektif untuk meredakan peradangan dan mengurangi rasa sakit.
Ketika serangan asam urat terjadi, hindari aktivitas berat dan berikan waktu istirahat yang cukup untuk sendi yang bermasalah.
Memperbanyak konsumsi air putih dapat membantu tubuh membuang kelebihan asam urat melalui urine, sehingga mengurangi risiko pembentukan kristal di persendian.
Makanan seperti seafood, jeroan, dan daging merah sebaiknya dibatasi untuk mencegah lonjakan kadar asam urat dalam darah.
Menjaga berat badan ideal membantu mengurangi tekanan pada sendi dan menurunkan risiko peradangan, termasuk serangan asam urat.
Minuman beralkohol dan minuman manis, seperti soda, meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Membatasi konsumsi keduanya sangat penting untuk pencegahan jangka panjang.
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang bisa membantu menjaga kesehatan sendi dan berat badan. Hindari olahraga yang memberi tekanan berat pada sendi, seperti lari jarak jauh atau angkat beban berat.
Jika Anda mengalami ciri-ciri asam urat seperti yang disebutkan di atas dan gejalanya tidak membaik setelah melakukan perawatan rumahan, segera konsultasikan ke dokter. Biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:
Diagnosis yang tepat akan membantu menentukan langkah pengobatan yang sesuai dan mencegah komplikasi serius seperti kerusakan sendi permanen atau gangguan ginjal.
Mengenali ciri asam urat tinggi pada wanita sejak dini sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang yang membahayakan. Dengan kombinasi antara perawatan medis dan perubahan gaya hidup, wanita dapat tetap aktif dan produktif meski memiliki kadar asam urat yang tinggi. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika Anda merasakan gejala-gejala awal asam urat agar bisa mendapatkan penanganan terbaik secepatnya!