Dalam dunia kripto, istilah ‘degen’ sering muncul dan digunakan untuk menyebut para pelaku investasi spekulatif yang cenderung mengambil risiko tinggi tanpa analisis mendalam. Namun, bagaimana sebenarnya karakteristik degen di crypto? Apa saja strategi dan risiko yang mereka hadapi?
Kata ‘degen’ adalah kependekan dari ‘degenerate gambler’, yang berarti "penjudi degeneratif". Istilah ini merujuk pada investor yang melakukan perdagangan kripto tanpa banyak pertimbangan fundamental atau analisis teknis yang matang. Sebagian besar dari mereka tertarik pada peluang keuntungan instan yang dihasilkan dari volatilitas tinggi dalam aset digital.
Para degen sering kali berinvestasi dalam proyek baru, token meme, atau aset DeFi dengan risiko tinggi, berharap mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Meskipun terkadang sukses, tidak sedikit dari mereka yang mengalami kerugian besar karena sifat pasar kripto yang sangat fluktuatif.
Para degen memiliki beberapa ciri khas yang membedakan mereka dari investor kripto lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik utama mereka:
Degen tidak takut mengambil risiko besar. Mereka lebih memilih investasi di aset yang memiliki potensi keuntungan besar dalam waktu singkat, meskipun dengan kemungkinan rugi total.
Berbeda dengan investor tradisional yang melakukan analisis fundamental terhadap proyek kripto sebelum berinvestasi, para degen lebih banyak mengandalkan tren pasar, rekomendasi komunitas, atau bahkan sekadar spekulasi.
Token meme seperti Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) sering menjadi target investasi para degen. Mereka berharap harga token ini naik drastis karena efek viral di media sosial.
Para degen biasanya sangat aktif di forum-forum kripto seperti Twitter, Discord, dan Telegram. Mereka mengikuti perkembangan proyek baru dan mencari peluang investasi dari rekomendasi komunitas.
Walaupun cenderung spekulatif, para degen memiliki beberapa strategi investasi yang sering digunakan untuk memaksimalkan peluang keuntungan mereka.
Banyak degen membeli token saat tahap presale atau ICO (Initial Coin Offering) dengan harapan harganya akan naik drastis saat resmi diperdagangkan di bursa.
Para degen sering memanfaatkan leverage tinggi, misalnya 50x atau 100x, untuk memperbesar keuntungan mereka. Namun, strategi ini juga meningkatkan risiko kerugian secara signifikan.
Beberapa degen masuk ke proyek DeFi (Decentralized Finance) dan memanfaatkan yield farming atau staking dengan imbal hasil tinggi. Namun, proyek ini sering kali memiliki risiko rug pull (penipuan di mana pengembang kabur dengan dana investor).
Banyak degen mengambil keputusan investasi berdasarkan tren yang sedang viral di media sosial. Jika sebuah token mulai ramai dibicarakan, mereka akan segera membelinya untuk memanfaatkan lonjakan harga.
Menjadi seorang degen di dunia kripto memang bisa memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat, tetapi juga memiliki risiko yang tidak bisa diabaikan.
Karena berinvestasi tanpa banyak pertimbangan, banyak degen yang kehilangan seluruh modalnya dalam waktu singkat, terutama saat pasar mengalami koreksi.
Banyak proyek scam atau rug pull yang menargetkan para degen. Mereka sering kali tertarik dengan janji keuntungan besar tanpa menyadari risiko di baliknya.
Token yang dipilih oleh degen sering kali mengalami fluktuasi harga yang ekstrem. Mereka bisa naik 1000% dalam sehari, tetapi juga bisa turun ke nol dalam waktu yang sama.
Strategi degen tidak dirancang untuk investasi jangka panjang. Sebagian besar dari mereka mencari keuntungan cepat dan jarang mempertimbangkan prospek proyek dalam jangka panjang.
Menjadi seorang degen di crypto berarti mengambil risiko tinggi dengan harapan mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Meskipun strategi ini bisa menguntungkan dalam kondisi tertentu, namun tanpa analisis yang tepat, peluang kerugian juga sangat tinggi.
Jika kamu tertarik untuk mencoba strategi ala degen, pastikan kamu memahami risiko yang ada dan tidak menginvestasikan dana yang tidak sanggup kamu rugikan. Selalu lakukan riset sebelum membeli aset kripto dan jangan hanya mengandalkan tren media sosial sebagai dasar investasi.
Baca Juga: Apa Itu Airdrop Telegram? Panduan Lengkap dan Cara Mengikutinya