Scabies atau kudis pada bayi adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei, yang bisa menimbulkan rasa gatal dan ruam pada kulit. Penyakit ini sangat menular dan harus segera diatasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Mari kita pelajari lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, dan cara mengatasi scabies pada bayi.
Scabies disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei, yang masuk ke dalam kulit dan menyebabkan rasa gatal. Tungau ini menggali kulit untuk bertelur, dan telur-telur tersebut kemudian menetas menjadi larva yang memperparah infeksi. Pada bayi, kulit yang sensitif membuat mereka lebih rentan terhadap kondisi ini, terutama jika terjadi di lingkungan yang padat atau tertutup, seperti penitipan anak atau sekolah.
Gejala scabies pada bayi sering kali muncul setelah beberapa minggu infeksi. Karena bayi belum dapat mengekspresikan rasa tidak nyaman, orang tua harus peka terhadap perubahan pada kulit bayi. Berikut adalah beberapa gejala scabies yang umum terjadi pada bayi:
Ruam merah yang terasa sangat gatal biasanya muncul di area tangan, kaki, kepala, dan bagian lipatan kulit. Rasa gatal ini bisa semakin parah di malam hari, membuat bayi sering rewel dan sulit tidur.
Bayi yang terinfeksi scabies sering menunjukkan tanda berupa bintik-bintik merah yang berisi cairan atau nanah di area tubuh yang terkena. Bintik ini juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain jika tidak segera ditangani.
Apabila bayi terus menggaruk area yang terinfeksi, kulit bisa menjadi lebih tebal, bersisik, dan bahkan mengalami iritasi. Pada beberapa kasus, kulit juga dapat terinfeksi oleh bakteri akibat luka terbuka dari garukan.
Jika bayi Anda mengalami gejala scabies, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang biasanya direkomendasikan dokter untuk mengatasi scabies pada bayi:
Dokter akan meresepkan krim atau lotion yang mengandung permethrin, yang efektif untuk membunuh tungau. Krim ini perlu dioleskan ke seluruh tubuh bayi, termasuk wajah dan kulit kepala, dengan menghindari area mulut dan mata. Pengobatan ini harus diulang setelah satu hingga dua minggu untuk memastikan semua tungau mati.
Penting untuk memotong kuku bayi secara rutin agar bayi tidak menggaruk area yang terinfeksi, yang bisa memperparah kondisi. Kuku yang dipotong pendek juga membantu mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.
Dokter mungkin juga akan meresepkan obat antihistamin atau krim hidrokortison untuk membantu mengurangi rasa gatal yang parah pada bayi. Ini akan membuat bayi lebih nyaman dan mengurangi keinginan untuk menggaruk.
Pencegahan scabies sangat penting, terutama jika bayi sering berada di lingkungan yang ramai seperti penitipan anak. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran scabies:
Cuci pakaian, seprai, dan handuk bayi secara terpisah menggunakan air panas. Panas akan membunuh tungau yang mungkin masih hidup di kain-kain tersebut.
Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi scabies, hindari kontak fisik langsung dengan bayi sampai pengobatan selesai. Tungau dapat dengan mudah menyebar melalui kontak kulit ke kulit.
Bersihkan mainan, boneka, dan barang-barang lainnya yang sering bersentuhan dengan bayi. Masukkan barang-barang yang tidak bisa dicuci ke dalam kantong plastik tertutup selama minimal 3 hari untuk memastikan tungau mati.
Jika gejala scabies pada bayi tidak membaik setelah pengobatan, atau jika ada tanda-tanda infeksi sekunder seperti demam atau kulit bernanah, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Scabies adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi dan dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat. Penting bagi orang tua untuk memperhatikan gejala sejak dini dan segera mengambil langkah pencegahan agar penyakit ini tidak menyebar lebih luas.
Baca Juga: Sifilis pada Pria: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan